TEMPO.CO, Jakarta -Riset Ilmiah dan Empiris yang dilakukan oleh Daniel Goleman membuktikan bahwa Kecerdasan Emosi atau sering disingkat dengan EQ berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang sekitar 80 persen, dalam beberapa literatur lain bahkan disebut hingga 90persen.
Sedangkan Kecerdasan Intelektual yang disingkat dengan IQ, perannya terhadap keberhasilan seseorang sekitar 10 persen hingga 20 persen saja, untungnya Kecerdasan Emosi (EQ) ini bersifat Dinamis atau bisa berubah, dan Kecerdasan Intelektual dikatakan oleh para ahli perilaku secara statistik bersifat Statis, jika ada pertambahan setelah seseorang belajar dengan keras, maka pertambahan IQ tersebut tidaklah signifikan. (Baca : Ramadan: Tren Belanja Daring, Produk Apa yang laku?)
Baca Juga:
Ini artinya, keberhasilan atau kesuksesan kita secara umum memang tergantung kepada ikhtiar kita, dalam hal ini Kecerdasan Emosi yang kita miliki, karena pengaruhnya yang 80 persen hingga 90 persen secara ilmiah, dan kabar baiknya karena EQ bersifat dinamis, maka seseorang memang bisa semakin cerdas emosinya, atau bahkan semakin bodoh emosinya.
Berdasarkan pengalaman praktis kami dan selaras dengan fakta sejarah membuktikan bahwa mereka orang-orang terkenal sukses paripurna, setelah diteliti lebih lanjut memang memiliki tingkat Kecerdasan Emosi yang lebih tinggi di atas rata-rata manusia pada umumnya.
Kecerdasan Emosi terdiri dari 5 aspek, yaitu: Self Regulation (Kemampuan Mengenali Diri Sendiri), Self Control (Kemampuan Mengendalikan Diri), Motivation (Kemampuan Memotivasi Diri), Empathy (Kemampuan Mengenali Emosi Orang Lain), Social Skill (Kemampuan Membangun Hubungan Baik).
Selanjutnya : Bagaimana meningkatkan kecerdasan emosi kita?